Selasa, 07 Mei 2013

Contoh Paragraf Narasi



Contoh Paragraf Narasi


Paragraf narasi adalah penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu. Paragraf narasi sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu narasi eksposisi dan narasi sugestif. Narasi eksposisi merupakan karangan yang bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sedangkan narasi sugestif adalah karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada peristiwa atau kejadian itu sebagai pengalaman atau lebih menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi.


Berikut ini adalah contoh paragraf narasi :


Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas KOta Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.



Sebuah paragraf narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut:
  1. Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis
  2. alur adalah janilanncerita, bagaimana cerita itu disusun  sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik
  3. Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi
  4. Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku
  5. Sudut pandang berhubungan dengan darimana penulis emmandang suatu peristiwa 

CONTOH PARAGRAF DESKRIPTIF:



CONTOH PARAGRAF DESKRIPTIF:
1.Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Lautyang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang tengahmenepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.
2.Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang barusaja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang akumemandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kotakelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapidengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang disusun menurut khasiat obatnya.Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Kuambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasadisebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pandangi aku tersenyum danmengembalikannya ke tempat semula. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari ACcukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.
3.Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannyadibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinyayang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta

PSIKOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN




BAB II
PEMBAHASAN

  1. PSIKOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN
Psikologis dalam dunia ilmu pendidikan, yaitu minat dan kemandirian. Minat sangat berkaitan dengan masalah bahan ajar, alat ajar, situasi, kondisi, serta guru.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan,
Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran ialah alasan atau rasional mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pembelajaran dan bagaimana proses belajar itu terjadiMengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil.Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan,dan sebagainya.
Psikologi pendidikan sebagai Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seorang itu dalam proses pembelajaran, memiliki sumbangsih yang sangat banyak terhadap berbagai prilaku peserta didik dalam belajar, desain ini terlebih lagi mengarah kepada teknologi yang dirancang juga memperhatikan berbagai metode pengajaran dari berbagai gaya belajar peserta didik.
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami perubahan,karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik,anak didik dan lingkungan.
Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.
Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif.
Bahkan Wens Tanlain, mengemukakan bahwa semakin umum tujuan pendidikan, maka semakin bersifat filosofis dan sosiologis. Sebaliknya semakin dekat dan semakin spesifik tujuan pendidikan,maka semakin bersifat analisa psikologis.
Di dalam praktek pendidikan, anak didik belajar dengan bimbingan. Kegiatan-kegiatan belajar tertentu yang dilakukan oleh anak didik untuk mencapai tujuan tertentu juga dengan bimbingan, tuntunan pendidik. Dengan demikian, anak didik dan pendidik mengetahui hasil kegiatan-kegiatannya itu.Dalam konteks di atas, tujuan pendidikan yang bersifat umum (filosofis sosiologis) perlu dinyatakan secara jelas spesifik. Dengan analisis psikologis tentang tingkah laku manusia dan isi tingkah laku itu, pendidik dapat menetapkan dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi tujuan-tujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis peikologis memberi tuntunan bagi pendidik dan anak didik tentang apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai oleh anak didik.


  1. KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Dalam kehidupan manusia ada dua proses perubahan yang berlangsung secara kontinu, yaitu “pertumbuhan” dan “perkembangan”. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan secara pilah berdiri sendiri,akan tetapi dapat dibedakan untuk memperjelas penggunaan kedua istilah tersebut.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik. Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif  badan anak, seperti panjang, berat dan kekuatannya, tentang sistem jaringan syaraf dan perubahan-perubahan struktur jasmanai lainnya. Dengan demikian pertumbuhan dapat difahami sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
       Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ  jasmaniah, bukan organ-organ itu sendiri. Jadi penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan merupakan proses perubahan sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan.


  1. .PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN ANAK
Secara garis besar perkembangan itu memiliki prinsip-prinsip antara lain:
  • Perkembangan itu mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur dan terus-menerus sepanjang hayat.. Dalam hal ini perkembangan mulai dari kepala ke kaki, dan dari pusat ke bagian-bagian.
  • Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berlangsung berangsur-angsur secara teratur dan terus menerus.
  • Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya. Terlambatnya suatu tingkat perkembangan, akan menghambat pula perkembangan pada tingkat berikutnya. Sebaliknya sukses dalam suatu tingkat perkembangan, akan sukses pula pada perkembangan berikutnya.
  • Perkembangan itu antara anak satu berbeda dengan anak yang lain, baik dalam perkembangan masing-masing organ/aspek kejiwaannnya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut.
  • Perkembangan dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan dan kematangan
  • Untuk aspek tertentu perkembangan wanita lebih cepat daripada pria
  • individu yang normal mengalami semua fase perkembangan


  1. Aliran-aliran perkembangan individu
Secara garis besar perkembangan menurut aliran asosiasi,gelstalt dan sosiologis :
·         Konsepsi aliran asosiasi
Menurut aliran ini, perkembangan adalah proses asosiasi.Para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian-bagian.Bagian-bagian ada lebih dahulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian.Bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi.Contoh: bagaimana terbentuknya pengertian lonceng.
·         Konsepsi aliran gestalt dan neo gestalt
menurut aliran gestalt perkembangan adalah proses diferensiasi.Sedangkan menurut aliran neo gestalt yang dirintis oleh kurt lewin yaitu proses diferensiasi itu masih ditambah proses stratifikasi.
·         Konsepsi aliran sosiologi
perkembangan adalah proses sosialisasi.Anak mula-mula bersifat asosiasi kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan.


  1. EFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
            Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini.
            Adapun aliran-aliran yang dimaksud adalah sebagai berikut :


·         . Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
·         Aliran  Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
·         c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
·         d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
           

makalah resensi


resensi

Kata “Resensi” berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
Saryono (1997:56) menjelaskan Pengertian Resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.